Kalau bicara
tentang teknologi, maka sains tidak dapat ditinggalkan, keduanya taut-bertaut
dan tertambat satu sama lain. Perkembangan yang satu hanya akan mungkin dengan
dan akan digalakkan oleh perkembangan yang lain, keduanya saling
topang-menopang, tolong-menolong dan saling tarik menarik mencari dan mengejar
kesempurnaan. Sains dan teknologi tidak lepas dari kodrat manusia, tumbuhnya
karena sifat manusia, dan keduanya adalah untuk memberikan kepuasan kepada
manusia.
Manusia
hidup di masyarakat yang sudah memiliki sistem nilai, suatu “value system”
tradisional. Tiba sekarang teknologi, suatu pembaharu, suatu “agent of change”
yang pasti akan membawakan perubahan dalam sistem nilai masyarakat. Masyarakat
yang tradisional itu tidak selalu akan mudah menerima perubahan itu, apalagi yang
menggoncangkan kedudukan “penguasa-penguasa” di masyarakat. Dan kalaupun
diterima, inertia (kelambanan) masyarakat acapkali akan membuat perubahan
teknologis yang cepat itu tidak dapat diikuti oleh perubahan yang serasi dalam
masyarakat, dengan segala dampak negatifnya.
Kalau cukup
waktu, perubahan teknologis dan penyesuaian di masyarakat akan berjalan dengan
mulus dan lancer, tetapi lambat, seperti sering kita lihat di mana yang lampau,
oleh karena di waktu itu percepatan perubahan teknologis memang masih rendah.
Misalnya perubahan yang disebabkan oleh perkembangan jalan-jalan kereta api
memang besar, tetapi dapat diikuti oleh masyarakat.
Antara tahun
1800-1860 transportasi telah mulai berkembang dengan dimanfaatkannya sumber
tenaga mekanis seperti kapal uap, kereta api, yang banyak digunakan dalam dunia
perdagangan.
Pada tahun
1860-1920 telah ditemukan kendaraan bermotor, pesawat terbang, dalam masa kini
angkutan kereta api dan jalan raya memegang peranan penting pula. Dalam tahun
1920 transportasi telah mencapai tingkat perkembangan pada puncaknya (mature),
dengan sistem transportasi multi modal (multi modal system). Dalam abad ke-20
ini pertumbuhan transportasi berkembang pesat sejalan dengan kemajuan teknologi
mutakhir.
Sebagai
contoh sejarah ataupun asal mula salah satu alat transportasi tradisional yaitu
sepeda. Sejarah sepeda lawas bermula di Eropa. Sekitar tahun 1790, sebuah
sepeda pertama berhasil dibangun di Inggris. Cikal bakal sepeda ini diberi nama
Hobby Horses dan Celeriferes. Keduanya belum punya mekanisme sepeda zaman
sekarang, batang kemudi dan sistem pedal. Yang ada hanya dua roda pada sebuah
rangka kayu. Bisa dibayangkan, betapa canggung dan besar tampilan kedua sepeda
tadi.
Oleh Von
Drais, Hobby Horse dimodifikasi hingga mempunyai mekanisme kemudi pada bagian
roda depan. Dengan mengambil tenaga gerak dari kedua kaki, Von Drais mampu
meluncur lebih cepat saat berkeliling kebun. Ia sendiri menyebut kendaraan ini
dengan nama, Draisienne. Beritanya sendiri dimuat di koran lokal Jerman pada
1817. Proses penciptaan selanjutnya dilakukan Kirkpatrick Macmillan. Pada tahun
1839, ia menambahkan batang penggerak yang menghubungkan antara roda belakang
dengan ban depan Draisienne.
Untuk
menjalankannya, tinggal mengayuh pedal yang ada. James Starley mulai membangun
sepeda di Inggris di tahun 1870. Ia memproduksi sepeda dengan roda depan yang
sangat besar (high wheel bicycle) sedang roda belakangnya sangat kecil. Sepeda
jenis ini sangat populer di seluruh Eropa. Sebab Starley berhasil membuat
terobosan dengan mencipta roda berjari-jari dan metode cross-tangent. Sampai
kini, kedua teknologi itu masih terus dipakai.
Buntutnya,
sepeda menjadi lebih ringan untuk dikayuh. Sayangnya, sepeda dengan roda yang
besar itu memiliki banyak kekurangan. Ini menjadi dilema bagi orang-orang yang
berperawakan mungil dan wanita. Karena posisi pedal dan jok yang cukup tinggi,
mereka mengeluhkan kesulitan untuk mengendarainya. Sampai akhirnya, keponakan
James Starley, John Kemp Starley menemukan solusinya. Ia menciptakan sepeda
yang lebih aman untuk dikendarai oleh siapa saja pada 1886. Sepeda ini sudah
punya rantai untuk menggerakkan roda belakang dan ukuran kedua rodanya sama.
Namun
penemuan tak kalah penting dilakukan John Boyd Dunlop pada 1888. Dunlop
berhasil menemukan teknologi ban sepeda yang bisa diisi dengan angin (pneumatic
tire). Dari sinilah, awal kemajuan sepeda yang pesat. Beragam bentuk sepeda
berhasil diciptakan. Seperti diketahui kemudian, sepeda menjadi kendaraan yang
mengasyikkan.
Di
Indonesia, perkembangan sepeda banyak dipengaruhi oleh kaum penjajah, terutama
Belanda. Mereka memboyong sepeda produksi negerinya untuk dipakai berkeliling
menikmati segarnya alam Indonesia. Kebiasaan itu menular pada kaum pribumi
berdarah biru. Akhirnya, sepeda jadi alat transpor yang bergengsi.
Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik.
Pada masa berikutnya, saat peran sepeda makin terdesak oleh beragam teknologi yang disandang kendaraan bermesin (mobil dan motor), sebagian orang mulai tertarik untuk melestarikan sejarah lewat koleksi sepeda antik.
Rata-rata,
sepeda lawas mereka keluaran pabrikan Eropa. Angka tahunnya antara 1940 sampai
1950-an. Dan mereka sangat cermat dalam merawatnya.
”Sepeda yang dimiliki klub ini sangat berbeda dengan sepeda kuno yang banyak dijadikan ojek. Kalau ojek-ojek itu kebanyakan sepeda model kuno keluaran Cina atau Jepang. Di masyarakat kita, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki, kumbang dan sundung.
”Sepeda yang dimiliki klub ini sangat berbeda dengan sepeda kuno yang banyak dijadikan ojek. Kalau ojek-ojek itu kebanyakan sepeda model kuno keluaran Cina atau Jepang. Di masyarakat kita, sepeda lawas itu dikenal dengan beberapa sebutan, seperti ontel, jengki, kumbang dan sundung.
Sebagai
contoh sebuah studi kasus adalah sebagai berikut. Akhir-akhir ini, olah raga
bersepeda diminati banyak penduduk Jakarta, dan telah menjadi fashion.
Politisi, selebriti, pengusaha, pengurus partai politik, dan lain-lainnya
memanfaatkan olahraga bersepeda sebagi cara menunjukan kedekatannya dengan
rakyat. Bundaran HI, Monas, dan Gelora Bung Karno, selain tempat yang paling
strategis untuk mengadakan demonstrasi, juga menjadi tempat yang strategis
untuk menjadi pusat dalam acara bersepeda.
Kelompok-kelompok
bersepeda pun bermunculan, seperti Bike to Work, Bike to School, dan Kelompok
Sepeda Ontel. Kegemaran bersepeda inipun ditunjang oleh perkembangan teknologi
dan industri sepeda. Beberapa merek lokal telah berkembang pesat, walupun harus
bersaing dengan produk dari Tiongkok dan Taiwan. Sepeda jadul, sepeda ontel,
mulai mendapat tempat kembali, mirip peran mobil antik atau vintage. Sepeda
dapat terjangkau oleh semua lapisan, karena harganya sangat bervariasi, dari
ratusan ribu sampai puluhan juta rupiah.
Berbagai
bentuk dan model sepedapun berkembang. Bagi rakyat biasa sepeda masih menjadi
alat angkut vital untuk menunjang ekonomi mereka, seperti penjual roti, bakso,
tukang jahit, dan ojek sepeda. Oleh karena itu Pemda DKI pernah mempunyai
pemikiran atau rencana membuat jalur khusus sepeda. Car free day telah
dilaksanakan diruas-ruas jalan tertentu setiap hari Minggu, mulai pukul 6.00
sampai 9.00. Hanya sayangnya kebebasan bersepeda dihari itu, masih dihantui
oleh prilaku pengendara sepeda motor dan mobil, yang tidak mempunyai tenggang
rasa.
Semakin
canggih atau berkembangnya teknologi, maka akan membawa perubahan-perubahan
dalam kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah timbul rediko-resiko
pengangkutan yang akan dihadapi masyarakat karena perubahan itu sendiri. Dalam
transportasi masalah resiko (risk) sering terjadi baik yang mengangkut jiwa
maupun barang-barang muatan serta alat angkutnya (means of transport). Resiko
adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang bisa menyebabkan kerugian.
Unsure dari resiko tersebut antara lain:
1.
Resiko ekonomi yaitu kejadian yang timbul akibat dari perubahan sikap konsumen.
Contohnya perubahan selera konsumen terhadap permintaan jasa angkutan
dikarenakan perubahan teknologi.
2.
Resiko yang disebabkan oleh alam. Contohnya gempa bumi, badai, topan. Dalam
angkutan laut kapal bisa tenggelam dikarenakan badai atau topan.
3.
Resiko yang disebabkan oleh perilaku manusia. Contoh: dalam keadaan perang
niaga kena torpedo hingga tenggelam.
Dari
pernyataan diatas, maka teori yang dipakai dalam masyarakat adalah masyarakat
resiko. Yang dipaparkan oleh Ulrich Beck. Menurut pandangan beck, kita
terus menerus berada di dunia modern, kendati dalam bentuk modernitas
baru. Tahap modernitas sebelumnya yaitu “tahap Klasik” diasosiasikan dengan
masyarakat industry, sementara modernitas baru dan teknologinya yang baru lahir
diasosiasikan dengan masyarakat resiko.
Perubahan
teknologi dalam kehidupan masyarakat menurut teori Beck akan menimbulkan
resiko-resiko yang akan terjadi dalam masyarakat. Sampai pada batas-batas
tertentu, resiko dihasilkan oleh sumber kekayaan dalam masyarakat modern.
Secara spesifik, industry dan efek-efek sampingnya menghasilkan konsekuensi
berbahaya, bahkan mematikan bagi masyarakat, sebagai akibat globalisasi.
Sementara itu, kelas sosial menempati posisi sentral dalam masyarakat industry
dan resiko adalahsesuatu yang fundamental bagi masyarakat resiko, resiko, dan
kelas bukanlah dua hal yang tak terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar